Pengalaman Operasi Amandel Pada Anak

Pengalaman Operasi Amandel Pada Anak ~ 


Bismillah, semoga pengalaman ini bisa menjadi insight yang beda ya. Sebelumnya, nggak kebayang kalau bakal meng'iyakan' saran dokter untuk operasi amandel pada anak kedua kami. Jadi pada hari itu Ugo lah yang demam tinggi, lalu kami bawa sowan ke Hermina Tangerang untuk ke dokter Aryz, dokternya anak-anak. Namun ternyata beliau sedang ibadah haji. Masya Allah, turut berbahagia ndengernya. Lalu kami lanjut ke dokter lain. .


Pengalaman Operasi Amandel Pada Anak


Pilihan ada 2, dokter Armila dan dokter Yasemine. Saya pilih dokter Yasemine aja deh dengan berbagai pertimbangan. Tidak hanya Ugo yang kami periksakan, Ashika pun kami bawa sekalian berobat, ngecek radang tenggorokannya dan telinganya yang minggu lalu sakit. Okelahhh pas giliran Ashika, dokter Yasemine langsung saran supaya operasi amandelnya. Jreeeng jrweeeng. . Rasanya gimana gitu ya. Kaget.

Saat itu juga kami konsul ke dokter Radian yaitu dokter THT yang pernah kami kunjungi November tahun lalu.

Yang saya tanyakan, "apakah ini bisa kempes?"
"Bagaimana nanti operasinya, dibius total kah?"
Pertanyaan saya seputar operasi dan pasca operasinya kayak gimana.

Dokter Radian tuh ekspresinya nggak yang panik, tapi beliau jelasin aja informasi yang harus saya tau.

Amandel kalau udah seperti punya Ashika gitu, yang ukurannya membesar, dia hanya berisi bakteri. Amandelnya udah tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Kasihan kalau dibiarkan. Ya siap-siap kambuhan demam dan sakit amandelnya bila tetap ada.

Dokter Radian menjelaskan antibodi bisa didapat dari bagian lain. Insya Allah nggak apa-apa.

Dengan berbagai pertimbangan sebagai berikut akhirnya kami memutuskan untuk operasi amandel Ashika:

  • Fungsi amandelnya udah nggak ada 
  • Amandel mengganggu tidur Ashika karena jalan nafas sempit
  • Berkurangnya nafsu makan karena sakit
  • Tidak bisa mengontrol pantangan makanan

Kenapa tidak menunggu dulu? Karena pengalaman anaknya sahabat saya yang pernah pending operasi amandelnya itu menghambat tumbuh kembang.

Proses tumbuh kembang anak tetap berjalan saat tidur, bahkan saat tidur itu momen penting untuk tubuh seseorang.

Tujuan operasi supaya lebih mendekatkan diri pada Allah lalu sehat. Saya melakukan sholat istikhoroh seperti muslim lainnya saat mengambil keputusan. Alhamdulillah, operasi berjalan lancar.

Keputusan ini sempat membuat para mbah khawatir, gapapa wajar ya para mbah tersayang watiiir. Tapi kami coba jelaskan kalau proses operasinya ini aman, menggunakan laser sehingga meminimalisir perdarahan.


Persiapan Operasi
Melakukan pengecekan tes darah dan rontgen. Ashika diambil darah dan rontgen untuk tahu kesiapan badannya untuk dioperasi. Menjaga kesehatan karena tidak boleh ada demam, batuk dan pilek.

Bertemu dokter anak dan dokter anastesi sebelum operasi. Kedua dokter telah acc. Melakukan puasa dari jam 7 pagi pada hari H operasinya. Ashika diinfus dari jam 7.

Tibalah hari H, saya lumayan ngantuk hari itu karena lelah habis pulang dari rumah ibu acara Idul Adha. Siang itu aaya nggak bisa tidur karena was-was menunggu kabar kapan operasi selesai.


 Sebelum Operasi



Masuk jam 1 siang sampai dipanggil jam 4 sore. Proses persiapan, operasi, sampai observasi selesai, kira-kira 3 jam. Waktu itu dokter bilang, operasinya 30 menit sampai 1 jam. Saya nggak menghitung observasi sehingga khawatir berlebihan.

Pengalaman setelah operasi, mual muntah sampai 48 jam kayaknya. Sulit maem karena nggak suka bubur. Mual dan muntah efek obat bius lumayan membuat panik, apa bisa pulang ke rumah?


Pasca Operasi
Setelah operasi, tidak langsung makan. Ashika menunggu sampai jam 9 malam.

Masya Allah puasa dari jam 7 pagi, lanjut sampai jam 9 malam supaya lukanya cepat membaik. Ashika juga menginap 1 malam di rumah sakit.

Dokter Radian mengecek, tidak ada demam dan kondisi lukanya udah mengering. Ashika boleh pulang walau keadaannya masih ada mual.

Yang diperbolehkan dimakan adalah bubur, semua buah boleh dikonsumsi asal halus, dan semua yang lunak. Es krim udah boleh ya asal secukupnya.

Yang saya lakukan agar bisa masuk makanan:
Makan es krim atau minuman dingin sebelum makan. (Saran sahabat). Memberikan jus buah seperti jus alpukat dan memberi susu kacang kedelai.

Ashika kadang cranky saat makan, memang wajar karena masih terasa sakit kelar operasi. Ditambah lagi dia nggak suka bubur. Saya yang suka nggak sabaran huhuw. Para orang tua sediakan stok sabar setelah operasi yaaa. 😁 oh ya ketika selesai operasi, sediakan kantong plastik saat makan pasca operasi. Tapi nggak semua anak mual muntah pasca operasi, ada anak lain yang tidak mengalaminya.

Amandelnya tuh kayak gimana sih? Nah kayak ini nih. Bentuknya kayak gumpalan gitu ya, kayak ada urat-urat lemak, bakso huhu.






Yang satu lagi dibawa ke lab setelah operasi untuk dilakukan pengecekan. Alhamdulillah Allahu Akbar hasil pengecekannya nggak ada apa-apa. 


Setelah Operasi



Sekian dulu yaa cerita pengalaman operasi amandel pada anak semoga bermanfaat. Oh ya, kemarin kontrol seminggu setelah operasi dan hasilnya aman, alhamdulillah. Akhirnya Ashika udah bisa makan seperti biasa ya. Total cranky selama semingguan heheuu. Semangat sembuh, semoga temans juga sehat wal afiat ya. 

Komentar