Cerita Pengalaman Ikutan Boikot Memboikot ~
"Mbak, sekarang pakai kecap ini aja. Saya udah nggak jualan kecap yang buat perang itu, saya nggak takut miskin. ."
Cerita mbak ART di rumah ketika ke pasar membeli kecap, ternyata kang jualannya ikut boikot. Waaaah. Eh btw gimana kabarnya hari ini? Penjajahan masih ramai. Kalau ngomongin boikot, hmm gimana ya. Saya baca komentar netizen Indonesia, ada yang Pro dan Kontra. Saya pribadi ikut memboikot produk yang pro I5raHell karena saya yakin itu sebagai bentuk perjuangan yang saya bisa dari sini. Dan semoga semua bangun dari tidur, ternyata penjajahan di segala lini.
Boikot berdasarkan Wikipedia adalah tindakan untuk tidak menggunakan, membeli, atau berurusan dengan seseorang atau suatu organisasi sebagai wujud protes atau sebagai suatu bentuk pemaksaan. Andai bisa milih, siapa yang nggak mau syahid, mungkin semua yang paham dalilnya akan berbondong-bondong ke sana tapi tidak sesederhana itu kan?.
Pastilah orang-orang yang syahid adalah umat pilihan. Meskipun gitu, kita bisa membantu perjuangan dengan do'a dan beberapa usaha lain seperti meluruskan informasi, donasi, atau boikot.
Nah boikot rameeee banget, ada yang ikutan, ada juga yang enggak. Ada yang bilang nggak ngefek, nggak perlu matiin ekonomi di Indonesia. Hadeh capek deh. Disitulah pada sahut-sahutan. Ini bisa panjang debatnya ya. Mari kita do'akan aja semoga Palestina segera merdeka dan ekonomi khususnya rakyat kecil di Indonesia aman, Innallaha Ma'ana.
Balik cerita tentang boikot, udah hampir seminggu lebih saya nggak ke Domart. Biasanya saya sering banget ngajak anak wara wiri ke Domart karena memang beli beberapa kebutuhan rumah tangga. Tokonya yang adem dan bikin nyaman sehingga buibu seperti akoh bolak-baliks ajak anak supaya nggak cranky-cranky amat >.<.
Lalu biasanya saya belanja selang seling di warung yang ada dekat rumah. Saya juga memilih beli di beberapa tempat karena harganya yang beda (lebih murah) atau juga karena udah langganan. Nggak saklek harus belanja ke supermarket adem atau kudu ke pasar. Belanja kebutuhan semua saya lakukan sefleksibel mungkin, tentu sesuai kondisi.
Berhati-hati Memilih Produk Sehari-hari
Saya ikut boikot yang besar sampai kecil. Dari beberapa list yang beredar, saya pun cek dan ricek lagi. Hikmahnya kalau mau membeli produk, ngecek dulu deh.
Qadr Allah memang produk yang big itu, yang kudu diboikot merupakan produk tydac sehat dan memang jarang beli juga, contohnya kupi sbux. Sedangkan produk sehari-hari beberapa saya ganti, kebutuhan yang berkaitan dengan kebersihan seperti sabun cuci piring misalnya dan kebutuhan dapur yaitu kecap.
Biskuit yang itu tuh ugak boikot ya. Di rumah nggak sering beli sih tapi memang anak-anak suka cokelatnya, uti suka beliin di warung, merek dibuka diputer dijilat ye, udah tau kan.
Camilan anak-anak tinggal menyesuaikan aja, saya lebih sering beli wafer Selamat. Kalau es krim masih ada alternatif, makanan juga bisa ke jajanan pasar. Sedangkan susu putih pakai Diamond.
Sabun cuci piring saya ganti dengan Mama Lem*n namun katanya juga perlu boikot sedangkan kecap yang udah pengin ganti sebelum kejadian ini, eksekusi deh. Akhirnya ganti ke kecap Tangerang Pride (Kecap SH) karena kandungannya lebih sehat kata adek akoh.😁 (si paling sehat :))
Pembersih lantai kamar mandi ganti Porstex keluaran Yuri. Sensodyne ganti ke Enzim, sikat gigi pakai Jordan, sabun mandi pakai Lervia, sedangkan yang lainnya masih belum habis.
Deterjen sehari-hari nggak diboikot karena yang saya pakai aman, nggak pro I5rahell.
Lebih Terjangkau dan Sehat
Produk mereka yang "ayam" sebenarnya bukan rahasia lagi kalau dimakan tiap hari bakal merusak badan. Yakan, yakan, semua juga udah pasti tau deh. Namanya juga makanan yang digoreng, apalagi minumnya air soda terasa seperti semut ituh (kalau aku memang nggak biasa). Alhamdulillah Coca Cola saya nggak suka dan anak-anak di rumah udah diedukasi supaya nggak minum yang kayak gitu. Edukasi ke anak-anak lebih baik air putih, susu, atau jus tapi es teh manis dikit juga gapapa deh :p.
Habiskan Yang Terlanjur Dibeli
Mentang-mentang ada himbauan boikot terus langsung dibuang-buangin semuanya heheuu, jangan ya. Atuh jangan dibuang, karena udah terlanjur dibeli. Jadi pembelian selanjutnya aja ya ganti barang kebutuhan dengan produk yang tidak mendonasikan dananya ke I5raHell. Kok produk yang ada label HALAL MUI sekarang haram? bukan gitu, tapi karena perusahaan mereka tersebut memberikan donasi ke I5raHell untuk mendanai penjajahan Palestina, nah hal itu yang menyebabkan harus kita boikot produk mereka. Bahkan minggu lalu saya baca dari Repubilka kalau Thaila*d mendukung I5raHell, awalnya kabar beberapa pasukan dari Thai ikut bantu I5raHell. Ternyata mereka punya kerjasama intens dengan Thai terkait produksi senjata. Huuuft sereeem. Yaudah kita bisa boikot perjalanan wisata ke negara-negara yang mendukung I5raHell.
Cerita tentang boikot memboikot kini belanja di mart dekat rumah walau nggak sedekat ke Indomart. Kemarin coba belanja di Chelsea (mungkin yang punya suka banget klub bola Chelsea ye), di Tangerang memang ada beberapa cabangnya. Barang-barang kebutuhan nggak semua ada di sana tapi untuk sabun mandi saya menemukan sabun-sabun yang beragam, tentu banyak lokal punya.
Boikot air minum juga dilakukan karena selama ini pakai merek Aqua yang jelas pro I5raHell. Saya memilih boikot semaksimal mungkin, walau banyak seliweran pendapat "nanti karyawannya gimana? kan orang Indonesia juga?" Namun saya yakin dengan, "Rezeki udah diatur Allah.."
Usaha pemboikotan nggak ada apa-apanya bila dibanding perjuangan mereka di Plstina. Semua udah dikasih jatah jalur perjuangannya. Kita yang di sini dihadapi dengan perjuangan yang berbeda.
Mengerucut pada keyakinan QS. Muhammad : 7 "Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
Kalau ada yang bilang boikot nggak berefek, rasanya nggak juga ya. Pasti ada efeknya walau secuil untuk mereka, tapi lama kelamaan toh terasa juga.
Ada pula yang nyuruh boikot semua-muanya aja produk mereka? Sampai ke platform social media? Hadeh hadeh banget. Katanya yang boikot milih-milih tuh hanya orang munfik, hadudu.
Belum lagi nyinyireun kalau mau ikut berjuang, kenapa nggak terbang ke Palestina ? Gitu katanya. Huaa lumayan juga ya edukasi orang-orang kek gini, tetap kekeuh mereka mah. Okelah biarkeun semoga dibukakan pintu hatinya yang tertutup.
Karena nggak semua melakukan pekerjaan yang sama. Kita yang di sini jangan sampai ngelemparin bangunan yang sedang dibikin. Umat muslim itu ibarat 1 tubuh. Jadi yuk bersatu.
Tanpa kita sadari ternyata banyak banget produk yang perlu diboikot di sekeliling kita ya mak. Huhuhu. Aku sekarang juga mulai lebih selektif lagi kalo belanja, bener-bener liatin produsennya dan sebisa mungkin pilih produk yang aman dan pro palestina..
BalasHapusmenarik sekali artikelnya tapi ya boikot beberapa produk itu memang berdampak banget sih, dan aku akhirnya terbiasa tidak menggunakan beberapa produk yang diboikot pun ke anak dan suamiku pokoknya mah tetep pro palestina lah
BalasHapusGimana ya... bingung juga sih masalah boikot ini juga, walaupun aku sendiri sekarang belajar memilh barang yang kalau bisa yang lebih islami. Gara-gara ini sih, jadi belajar mengenal produk-produk tertentu.. wkwkkk
BalasHapussampai sekarang aku sebisa mungkin tidak mengonsumsi barang-barang yang terafiliasi ke sana sih mba, lagipula brand lokal sekarang banyak yang baguus bagus ya
BalasHapusAduh, apa kabar kemaren aku malah beli odol warna bungkusnya merah putih itu karena lagi promo huhuhu. Bener banget sih ya, habiskan yang udha terlanjut dibeli, jangan ditambah lagi. Nurut apa kata MUI deh, biar makin tenang dan nyaman saat menggunakan produk dalam keseharian kita di rumah. Makasih lho remindernya Cigg
BalasHapusMba bismillah ya kita lakukan semaksiaml apa yang bisa kita lakukan. Perlahan tapi pasti. Sepakat bahwa mau nggak mau sekarang kita jadi milih juga produk yang sebelumdigunakan. Tapi jadi lebih bagus dan jadi lebih tau juga banyak barang bagus :)
BalasHapusMolly udah ikutan boykot nih. Sampe ke produk-produk skincare juga, ternyata ada banyak juga yang pro yahudi. auto blacklist, gak dibeli lagi
BalasHapusBanyak sih yang kyk nyinyirin boikot tapi sebenarnya ada dampaknya ya mbak. Kalau di rumahku anak2ku yang suka ngingetin bunda kita gak boleh makan kue ini lagi yaa atau jangan beli ini ya ini pro Israel. Lhaaa. Ywda bagi emaknya selain katanya bisa dukung palestina ya mayan aja menghemat krn sekarang kurang2in jajanan yang biasanya :))
BalasHapusboikot ini sebenarnya sudah ada dari dulu ya, mbak tapi tahun ini memang menjadi sangat masif karena akhirnya dunia tahu bagaimana penjajah israel ini di Palestina. saya juga ikutan boikot walau kadang ada miss juga untuk beberapa produk kayak susu anak nih yang susah nyari gantinya
BalasHapusSejak marak boikot memboikot, banyak banget yang mau nggak mau harus disortir pas mau belanja. Kadang anakku yang ngingetin lo mbk pas akunya kelupaan ambil barang, baru deh ngeh.. Oh iya, ini masuk list yaa
BalasHapusHikmahnya jadi banyak memilih produk lokal akutuuu...Sementara untuk job, langsung selektif, meski yang sudah SPK mau gimana, selesaikan dulu aja. Begitu juga produk yang masih dipakai, dihabiskan dulu.
BalasHapusAku pun jadi lebih selektif lagi dan yang memang sudah dibeli dalam jumlah banyak ya harus dihabiskan. Beberapa produk sudah ketemu penggantinya, tapi dari brand besar itu pun aku hanya 1 doang yang pakai. Kalau produk fashion mau tak mau ya digunakan sampai rusak saja.
BalasHapusAku gak ikut boikot-boikot karena sebagian besar barangnya gak kupake, atau emang gak beli merek itu. Kecap, lidah orang rumah percaya sama Lele. Ini merk lokal Pati. Kalau udah terlanjur, ya pakai aja sih, bukannya dibuang-buang kaya orang-orang. Jatuhnya mubadzir juga kan
BalasHapusSemoga apa yang kita lakukan ini bernilai di hadapan Allah.
BalasHapusDan sejak aksi boikot ini, aku kalo ngirim makanan ke anakku uda wanti-wanti nih, gak bakalan ada makanan kesukaan kaka lagi yaa.. Eh, si kaka kasih nasehat balik "Mamah boikot produk, gak apa-apa mah.. Tapi yang paling penting kata Ustadzah ana adalah boikot kebiasaan mereka."
MashaAllaa~
Semoga selalu ada hikmah di balik setiap kejadian yaa..
Sekecil biji zara sekalipun.
Terus semangat memboikot yukkk.. kalau soal makanan dan minuman cepat saji saya dg sangat mudah memboikotnya karena memang mahal, jadi saya gak tertarik.
BalasHapusYang kemarin cukup sulit adalah barang-barang kebutuhan rumah tangga/dapur. Alhamdulillah, pelan-pelan sudah beralih ke produk lain.
Alhamdulillah aku jg ikut boikot kok mbak, dan ternyata seru juga ya cari bahan pengganti. Aku kadang gak sreg jg sama orang lain yang gak ada usaha sama sekolah
BalasHapusHampir semua yg diboikot itu memang jarang nangkring di rumah saya apalagi kopi itu, belum pernah sekalipun saya masuk karena selain kopinya mahal, tidak cocok juga di.lidah saya. (Pernah coba dibelikan sama anak)
BalasHapusada satu produk yang benar-benar langsung ganti, yaitu air minum. suami sih yang lebih concer sama masalah boikot ya sebagai bentuk kepedulian pada penderitaan rakyat Palestina gitu
BalasHapussaya juga sekarang jadi lama kalau belanja mba, soalnya harus liat-liat dulu, labelnya apa. saya memutuskan untuk hati-hati, setuju nih dengan tipsnya mba, trima kasih ya.
BalasHapusSaya ngerasa ngeboikot barang ini memang salah satu upaya yang bisa saya lakukan buat saudara kita di Palestina. Memang sih harus milih-milih banget kalau mau beli berbagai kebutuhan. It's okay karena jadi beralih ke produk lokal.
BalasHapusSemoga palestina segera merdeka. Semoga yang ikutan boikot maupun yang tidak, bisa saling menjaga diri, tak perlu saling nyinyir yang berujung pada perselisihan
BalasHapusSama di sini ada 2 tukang sayur di kios gitu ga jual salah satu produk yang diboikot , alasannya ga ada dari pasarnya 😀. Saya termasuk yg ikut boikot. Kalau diingat2 ini bukan kali pertama boikot2an produk Isriwil. Sy inget banget pas jaman kuliah tahun 2000 an saat Intifada Palestina terjadi juga boikot. Boikot salah satu cara kita agar Isriwil kelurangan dana untuk ngebom Palestina. Setelah gencatan senjata biasanya balik lagi ga boikot. Saya harap banyak temen yg paham kenapa boikot dan ga usah khawatir toh kalau gencatan senjata boikot berhenti, walaupun ada bbrp yg tetap ga pake produk isriwil jumlahnya sedikit
BalasHapus