Pengalaman Belajar Membaca Anak Kinestetik ~ Anak ke-2 yang luar biasa, spesial pake telor pokoknya. Anak yang lahir dengan proses lahiran normal karena kakak dan adiknya lahiran sc. Saya sendiri juga nggak tau kenapa dia? why. Heheuu. Ngomongin belajar membaca, gaya belajar anak-anak yang berbeda, harus cari cara dan cari sabar lebih banyak lagi. Ashika motorik kasarnya benar-benar maksimal. Mulai dari nyemplungin kaki boneka ke got, mencoba masuk kandang kucing, dan yaa ulah unik lainnya yang tidak bisa dilupakan. Kami percaya, dia hadir sebagai pelengkap kebahagiaan keluarga.
Sebelum lebih jauh #Ahzeg, jadi anak kinestetik itu yang seperti apa sih? anak kinestetik biasanya agak kesulitan kalau duduk diam dalam waktu lama. Senang sekali bergerak. Walau Ashika perempuan, namun aktifnya wow. Sungguh kuat 😄. Daya tahan tubuhnya juga mantap. Seingat saya, waktu hamil Ashika lagi suka-sukanya foto, mulai hobi foto dan hamil pun masih semangat oprek ini itu.
Karena anak ini gaya belajarnya beda dari kakaknya, pernah membuat saya agak clueless 😆. Buntuuu. Belajarnya memang nggak kayak belajar, butuh fun dan senyaman mungkin untuk dia.
Ashika kenal huruf hijaiyyah terlebih dulu. Belajarnya kadang ngalir, kadang enggak. Yagitu deh. Sejauh ini ngajarin anak baca berdua paping. Kalau kakak kan pernah di bimba tapi nggak sampai selesai. Pengenalan hurufnya sudah dibantu bimba. Sedangkan Ashika, hanya di rumah.
Ketika usia menjelang 6 tahun, barulah Ashika perlahan diajari membaca walau masih nggak niat. Kalau pengenalan huruf alphabetnya baru di usia 5 tahun itu juga yaa cuma sekilas info aja. Nggak yang serius belajar kayak sekarang. Alhamdulillah kalau tujuannya tercapai, bisa membaca dan jauh yang lebih penting adalah menanamkan minta baca.
Menanamkan Minat Membaca
Membaca itu penting banget. Memberi pemahaman kenapa sih perlu kenal alphabet. Waktu itu saya bilang, misalnya lagi jalan-jalan naik sepeda, ada petunjuk dilarang masuk karena itu jurang, nah kalau bisa baca kan jadi tau kalau ada jurang. Terus kalau jajhaaaan, ada bacaanya yakan, kalau udah bisa baca, nanti bisa jajan dengan lancar. LOL. Pokoknya minat baca yang utamanya mah yaa^^. Dari pengalaman belajar membaca, selain berhasil dan bisa lancar baca, budaya rajin membaca itu kuduuu.
Dari masa kejayaan Kaina pakai buku ini. Lengser ke Ashika, dan mungkin nanti Ugo juga pakai buku legend ini ya.
Cover berwarnanya sobek. . |
Memberi Nama Pada Benda
Dari kakak 1 dan kakak 2 ini saya juga mengikuti saran beberapa artikel dalam mengajarkan membaca pada anak. Saya sempat menuliskan beberapa barang dengan menempel namanya. Misal kasih label pintu pada pintu kamar, lemari, jendela, bisa dicoba deh. Dan ini saya lakukan jauh sebelum belajar yang serius. Kalau di TK juga nggak ada calistung, cuma bermain, yaap stimulus dengan permainan.
Memahamkan Huruf dengan Bunyinya
Setiap huruf memiliki bunyi yang berbeda. Saya minta Ashika melihat dan meniru setiap kata yang saya ucapkan. Memang nggak langsung paham, beda-beda juga kan tiap anak. Dari mengerti bunyi huruf, dia mudah hafal. Dan ketika siap, dia cepat sekali bisanya. Mudah diajari dan menyenangkan. Sebelum bisa baca, Ashika sering dibacakan cerita oleh kakak dan paping. Kalau saya tidak bisa, yaa dua orang itulah yang back up saya.
Stimulasi Dengan Games
Tebak-tebakan huruf pada awal kata. Misalnya donat, huruf depannya apa ya??
Melengkapi huruf yang hilang pada suatu kata di kertas. Dibuat semenarik mungkin juga bisa. Kalau waktu itu saya chat dengan ibu Sid, salah seorang Parenting Blogger. Ibu Sid menyarankan, print tulisan di kertas ukuran besar supaya anak tertarik. Saya mencoba menulis di kertas dengan huruf besar, waktu itu nggak saya print. Lumayan tertantang untuk dibaca oleh anak.
Beri Jeda
Mereka betul-betul butuh jeda. Ternyata nggak bisa sekaligus banyak. Jeda sangat berarti deh buat mereka. Dengan adanya jeda, mereka bisa bebas bergerak dan belajar terasa menyenangkan. (tapi nih saya kadang suka minta lebih lama untuk dia duduk :))) Fiuuuhhhh karena kalau entar lagi, bisa ketiduran sama Ugo. HAHA.
Terasa sekali, kalau anak ini main di luar dengan waktu yang cukup, dia bakal bagus juga auranya, nggak cranky. Pokoknya kalau dia tidak bergerak di alam bebas, bakal bete. Ada aja yang dicari. Serba salah. Jadi kalau anak kinestetik punya waktu bergerak yang pas, dia bisa anteng duduk mencerna pembelajaran selama beberapa menit. Alhamdulillah. Semoga Allah tambah kesabaran kita. Amiin. Semoga tulisan Pengalaman Belajar Membaca Anak Kinestetik ini bermanfaat yaaa^^
Fase mulai mengajari anak membaca seperti ini yang sulit kalau tidak kreatif dan sabar nih orang tua apalagi bundanya. Hemm, harus punya cara yang menarik agar mereka mau belajar membaca dan mengingatnya, terima kasih sharingnya!
BalasHapus