Keretaan Ke Museum Jakarta Kota Tua ~ Kota Tua, walau pernah beberapa kali ke sana, selalu dapat rasa yang berbeda karena momennya memang beda. Sebelumnya saya sudah 3x ke sana. Ke-3 nya dilakukan pada 13 tahun lalu yaitu tahun 2009. Kali pertama saya ke sana bersama teman kantor yaitu mbak Mili dan mbak Rina. Waktu itu kami ber-3 mengelilingi kawasan Kota Tua. Mbak Mili dan Mbak Rina adalah senior di kantor tempat pertama kali saya menjejak dunia kerja. Wah pokoknya Kota Tua tempat wisata penuh cerita mulai dari masih lajang sampai punya anak 3. Heheuuuu.
Kalau perjalanan yang pertama saya sampai berkeliling ke Museum Bahari, Pelabuhan Sunda Kelapa dan sempat berfoto di Toko Merah. Seingat saya ada bapak-bapak yang menawarkan untuk berkeliling sekitar sana menggunakan ojek gitu ya, ah rada lupa deh ini bayar berapa?! Yang jelas, dari pagi sampai seharian sih keliling ber-3, puas banget.
Toko Merah |
Dan di tahun yang sama, kembali ke Kota Tua dengan mama dan adik saya. Selain Museum Sejarah Jakarta, karena Mama semangat beneeer, kita masuk ke Museum Wayang, Museum Keramik juga dilahap. Kaki seperti apa rasanya ituuu, pegel euy. 😆 Pas lihat Museum Bank Mandiri saat pulang, doi bilang, "ih tadi nggak kesini." whahahahaha. Uti mah ah, saya dan Arum (adik) cengengesan nahan lelah hahaa.
Kali ke-3 Kota Tua, saya dan Paping ketika masih naracap 😄. Waktu itu nggak banyak foto-foto berdua. Hape kan juga belum secanggih sekarang ya. Nggak ada foto berdua, kalau ini saya foto di tempat yang sama namun ketika pergi bersama mama. Sedangkan Paping, saya yang fotokan.
foto 3 waktu yang berbeda, tempat sama |
tim sukses |
Kemarin, kami hanya masuk 1 museum yaitu museum sejarah Jakarta yang biasa dikenal dengan nama Fatahillah. Bayar masuk museumnya degan beli kartu yaitu Jakcard dengan membayar 35 ribu rupiah. Jadi Jakcard tuh kartu pintar prabayar (prepaid smart card) yang diterbitkan oleh Bank DKI, semua tempat wisata under pemprov DKI pakai itu, kayak Ragunan dkk.
Hokeee kita lanjut cerita Kota Tua di 2022, kami memulai perjalanan dengan kereta api, transit di Stasiun Duri dan Stasiun Manggarai. Anak-anak antusias bertanya, "kapan sampainya dan berapa lama lagi?." Tentu tidak lupa beberapa bekal roti dan sahabat micin yang telah dibeli Paping semalam, sukses menemani perjalanan kami hari itu.
Tiba di Stasiun Kota, kami langsung berjalan menuju Museum Fatahillah sesuai arahan Paping. Kadang Ugo digendong, lalu kalau sudah aman jalanannya atau tidak sedang menyebrang, Ugo bisa berjalan kembali. Kira-kira 2.5 km kami jalan di hari itu.
Pukul 10.30 terik banget kan, melihat ice cream, sudah kuduga Paping tak tahan untuk membelikan anak-anaknya :)). Seharga 10 ribu rupiah. Ngaso sebentar, makan snack lalu masuk ke museum. Berputar di dalam, melihat benda-benda bersejarah dan yaaa pipis deh. Snack time dan pipis, paling itu sih yang buat mereka nggak cranky. Syukurlah toilet di dalam museum juga bersih, tidak berbau, tapi sayang untuk toiletnya masih satu pintu, seperti toilet di Stasiun Kota. Antara laki dan perempuan tempat cuci tangannya juga cuma 1.
Tydac boleh pose nyebrang jalan sama anak |
Setelah keliling museum, Kaina minta naik sepeda ontel. Okelah 20 ribu untuk sewa sepeda setengah jam. Masya Allah, jam 12 banget loh ini di depan museum HAHA. Ugo lari-lari demi mengejar cinta kakaknya, minta bonceng.
Cantik banget kaan viewnya 12 siang 😆 |
Menurut bapak penyewa sepeda, sekarang sudah bisa bernafas pelan-pelan setelah pandemik kawasan Kota Tua ditutup. Alhamdulillah sekarang bangkit lagi ya.
Capek dan haus setelah bersepeda. Pas banget persediaan air putih kami habis, anak-anak ke Indomart kawasan Kota Tua, menurut Paping harganya beda dari domart biasanya, jauh lebih mihil yaaa :P
Dan siang itu kami memilih AW yang ada di Stasiun Kota untuk makan siang dan sholat setelahnya. Sehabis makan, anak-anak ganti kaos karena basah. Lalu kami pulang dengan kereta api lagi. Ugo yang sudah terkantuk-kantuk digendongan Paping.
Usia Ugo 3 tahun, kakak pertama 8 Tahun, kakak kedua 6 tahun, dengan karakternya masing-masing. Alhamdulillah tidak ada rintangan yang gimana-gimana. Semua bisa bekerja sama dengan baik. Beberapa hari sebelumnya mereka sempat diajak berjalan kaki oleh saya dan Paping. Mereka memang lumayan sering diajak berjalan, sehingga nggak terlalu kaget. Hitung-hitung latihan lah ya kalau diajak nanjak gunung :)).
Liburan sekolah yang bisa ngebolang selepas pandemik. Bisa naik transportasi umum ke museum. Ugo lagi suka-sukanya alat transportasi seperti kereta, jadi nagih keretaan. Anak-anak jadi tau bagaimana rasanya ke ibu kota dengan kereta seperti yang dilakukan Papingnya mencari nafkah ke Jekardah. Sekian deh cerita kali ini, terima kasih sudah membaca^^. Semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar
Hai, terima kasih sudah mampir di cigrey.com. Yuk leave comment. Semoga bermanfaat ^^
Mohon maaf komentarnya dimoderasi dulu ya 🙂
Twitter / IG : @uciggg (sila follow yaa ^^)