Jangan Ngaku-Ngaku Support Wanita, Kalau? ~ Ngomongin hari perempuan sedunia, saya pernah melihat bagaimana wanita sungguh ganas. Ganas? Iya ganas demi mendapatkan tempat duduk. Mungkin sebagian teman-teman tau bagaimana kehidupan kereta jabodetabek. Masya Allah. Sungguh keras sekali rebutan tempat duduk di KRL. Tapi entahlah wanita KRL masa kini seperti apa. Masa-masa di mana semua menggemakan women support women, yes women empowerment. Semoga jauh lebih baik lagi ya. Karena kalau para wanita ribut, ya wassalam deh.
Wanita kalau udah ngomong, kadang remnya blong. Apalagi kalau ketemu bestie. 😂 yakan bestie. Dan segalanya dibahas. Alasannya cuma karena wanita ingin dimengerti. Haha. Hayo siapa yang nggak bisa gantian kalau ngomong.
Nah nah, tapi nih jangan ngaku-ngaku support wanita kalau masih kayak giniiiii
Merendahkan Pilihan
Btw, jangan ngaku-ngaku support sesama wanita kalau masih suka nyinyir atau merendahkan pilihan hidup wanita lain.
"Di rumah aja? Bosen kali ah. Jalan-jalan dong."
Etdah, kenapa situ yang rese.
"Kok kerja kantoran sih, nggak kasian sama anak?"
Jangan pernah memandang working mom seperti ini ya!.
"Oh di rumah mah gini doang.."
LOL, kamu jangan hanya cuti atuh, gimana misalnya jadi stay at home mom aja.
"Sayang sama ilmu kuliahnya kalau jadi IRT doang."
Halooo, IRT itu nggak doang loh. Ibu adalah madrasah pertama anak-anak. Jadi mendidik anak sangat butuh orang yang memiliki adab dan ilmu, paling tidak menitipkan anak pada yang sebanding dengan kita atau ilmunya lebih dari kita. Dulu baginda rasul juga diasuh orang lain kan, tapi memang orang tersebut memiliki adab juga ilmu.
Source:pexel |
"Jadi IRT, nggak bisa bantu suami!."
Kata siapa?
Familiar kan dengan kalimat di atas. Yaa seputar mom war gitu deh. Pilihan hidup masing-masing ya. Bebas aja kan. Asal bukan asal pilih dong. Bebas boleh tapi tidak untuk hal yang prinsip contohnya menikah beda keyakinan, mengganti jenis kelamin, LGBT, dan pemahaman liberal serupa.
Seringkali sesama wanita juga saling nyinyir. Tau aja kalau rambut saya jarang disisir. Heheuu. Wanita oh wanita.
Tidak Mendengarkan
Jangan ngaku-ngaku support wanita kalau nggak mau mendengarkan mereka. #aih. Sebenarnya nggak semua wanita yang bercerita itu minta solusi, ada yang bercerita ya memang cuma mau cerita doang. Dengan bercerita, mereka merasa lebih lega aja.
Komen Tentang Penampilan
Jangan ngaku-ngaku support wanita kalau komenin penampilannya. Kecuali dia teman dekat atau memang kamu dimintai pendapat. Noted.
Ada loh ibu rumah tangga, suka keluar rumah dan dandan gitu, terus dibilang "artis". #whew. Itu tuh mau ngeledek apa muji sebenernya? Kenapa sih nggak saling dukung aja dengan berkata baik atau diam. Kenapa?
Ada emak yang ke skul anaknya dengan dandanan yang rapi jali, terus dinyinyir juga? Hadeh.
Tentang penampilan deh pokoknya. Fiuh.
Jilbab panjang jilbab pendek, nggak ada alasan untuk kita stop support sesama wanita.
Baru lahiran dibilang "kok sekarang jadi gemuk?"
Ya wajar dong kan melahirkan apalagi di fase menyusui. Wajar kalau tubuh ibu mengalami perubahan.
"Kok lahirannya nggak normal?" . .
zzzzzzzzzz. . menghilang. .
Hobi Membandingkan
Jangan ngaku-ngaku support sesama wanita kalau masih suka ngebanding-bandingin.
"Klo dulu aku sih sendirian ngurus ini itu. Kasian suami udah capek, tugas dia kerja aja..."
Hmmm, semua juga capek. Yasudah jangan membandingkan.
Source: pexel |
Setiap wanita itu kan unik. Mereka juga memiliki perasaan dan hati yang lembut. Wanita juga memiliki kehebatan multitasking, iya kan?
Terbayang dong kalau para wanita bersatu. Ah semoga bukan hanya di negeri dongeng yes. Jadi, jangan ngaku-ngaku support sesama wanita kalau kamu masih lakuin hal yang di atas.
Hemm kebiasaan yang sering terjadi, seakan sudah menjadi derita ibu rumah tangga. Kadang juga merasa gak adil kalau harus menuruti apa yang orang lain minta, ada juga keinginan merasakan kebebasan, melakukan keinginan, dan diberi dukungan.
BalasHapusWah, ini soal support sesama perempuan di zaman now mah kudu #breakthebias :) Masalah melahirkan secara normal maupun caesar, urusan menjadi ibu rumah tangga maupun wabita karier dan sebagainya sudah menjadi bahan olok2 jika tidak diantisipasi. Semua profesi itu mulia, yang penting ibu bahagia dan didukung oleh keluarga. TFS.
BalasHapusBanyaaaaak memang yg seperti ini. Aku mah simple, ketemu yg begitu, tinggal block orangnya. Ga tertarik punya temen yg seperti itu.
BalasHapusDulu pernah ngalamin ketemu temen SMU, setelah sekian lama, dan dia komentarin penampilanku yg kebetulan sedang gosong Krn baru balik dari traveling yg destinasinya panas. Duuuuh, mbok ya ga usah komentarin gitu loh. Aku juga tau kulitku lagi menggelap. Seandainya jahat, aku bisa aja balik nyerang, tapi ya ngapain. Sama dong level nya Ama dia ntr 😤.. tapi sejak itu aku males ketemu Ama tuh orang. Tiap minta ketemu, LGS kucueakin wa nya 🤣
Wanita Indonesia,yes.Harus saling suport dong.Capek banget ya mom kalau hidup memmbandingkan ataupun komen tentang penampilan.Hello...kurang kerjaan deh.Kebetulan aku sih gak suka yang gitu ya mom,hiks.Salam:Dennise Sihombing
BalasHapusStatusnya women support women tapi nyinyir teteup...duh aku makjleb bacanya. Makasih remindernya, Mak
BalasHapusKadang masih juga keceplosan, meski saat makin matang (baca:tua) makin bijak akutuuu huhu. Makin bisa menghormati pilihan, semoga nanti lebih baik lagi dan selalu support perempuan baik di mulut maupun di hati hihihi
Nyatanya byk bgt yg dengan mudahnya komentar atau bahkan menghakimi tanpa tau keadaan yg sesungguhnya.
BalasHapusAkupun sering bgt dibilang "ngapain sih cape2 kerja, di rumah aja urus anak" pengen bgt aku jawabin "hello, gw kerja juga ga pernah nitipin anak ke lo, gw mampu bayar baby sitter" tp yaudah lah ga usah buat apa dijawab.
Reminder bangetttt buatku. Jujur saja saya ini hidup di lingkungan yang hobinya membanding-bandingkan. Makanya saya tuh sekarang anteng kalau di dunia nyata karena takut salah ngomong, heuheu. Mending diam deh, daripada terbawa omongan. Prinsipnya memang hormati keputusan orang lain karena setiap keputusan tidak mungkin tanpa pertimbangan. Hargai pilihannya, karena kita tidak tahu tantangan yg harus dihadapinya.
BalasHapusHaha iya mbaaa betul banget itu, yang ganas itu justru antar perempuan. Aku ngalamin banget naik KRL gimana sesama perempuan saling deluan meletakkan pantat nggak peduli kalau itu kursi padatnya kayak apa. Belum lagi kalau nggak sengaja kesenggol udah deh ngamuuk :)
BalasHapusHaha... bener banget ini, karena itulah saya nggak mau bergaul terlalu dekat dengan perempuan, soalnya males segala hal dikomentari. Dari kecil lebih suka berteman sama anak laki-laki, bahkan sampai sekarang kerja juga kerjanya di lingkungan yang jumlah lelakinya lebih banyak dibanding pekerja perempuan
BalasHapusTapi wanita sekarang pun masih ada yang begini mak, miris ya. Padahal mah namanya perempuan juga dimana pun tetap harus saling supportkan. Memang ya kita tuh harus memulai lebih dulu untuk memberikan contoh ke mereka yang kadang suka menganggap remeh.
BalasHapusMba kadang kita sadari tuh sering saling membanding bandingkan.. Merasa diri paling bisa dan paling jago. Padahal bagaimanapun harus saling support
BalasHapusSerba salah ya jd perempuan. IrT dianggap ga berguna jd wanita karir dianggap ga care sama keluarga. Capek lah kalo dengwrin omongan orang mendingan fokus sama kemampuan diri aja
BalasHapusSetujuuu stop nyinyirrr, komenn yg menjatuhkan masing masing orang punya perjalanan hidup sendiri2.
BalasHapusPD dengan diri sendiri dan menggali potensi yang ada di dalam diri sendiri.
Semoga menjadi wanita tangguh maak 💪
(GustiYeniFamtrip)
Subhanallah
BalasHapusPernah eh sering sih dibandingkan dan dikomentari aneh aneh gini
Pasrah sambil dalam hati setengah ngedumel tapi kudoain semoga satu ketika dia merasakan "dikomentari" juga hahahaha jahat ya Ci
Merasa diingatkan sekali saat baca ini. Seringkali kita ini tuh melupakan resep ini, lalu masih saja saling menjatuhkan. Miris kan?
BalasHapusAh iya, kadang sedih banget KLO ada mom shaming
BalasHapusHarusnya sesama perempuan harus saling mendukung dan menyemangati ya mbak
Perasaan yang lembut dari wanita ini yang membuat kita bisa merasakan mana yang benar tulus mendukung dan mana yang hanya lip service.
BalasHapusSebel banget kalau ada yang ngata-ngatain seolah peduli namun ternyata judgement.
Mari, mulai sekarang woman support woman.
Kalau aku memang lebih baik diam daripada kemudian harus komen tapi ada yang tersakiti. Karena kadang komen dirasa bener tetap aja ada yang ga sreg
BalasHapusSetuju mb. Kadang aku merasa menjaga omongan itu yang utama. Dan seringnya perempuan kurang bisa menahan diri untuk tidak komen.. Hihi..
BalasHapusSetuju banget nih mbak dengan artikel ini. Sebelum meributkan kesetaraan gender harusnya kita sesama wanita yang lebih dahulu saling suport
BalasHapusYang justru menjadi big question nih mba, rata-rata yang tidak support perempuan tuh malah dari kaumnya sendiri loh. Bisa keluarga, tetangga ataupun yg ngakunya teman. Sama-sama perempuan tapi malah mengomentari hal yang menyakitkan huhuhuuu... Semoga era saling menyakiti ini segera berakhir agar para perempuan bisa bersatu dan kuat, tak peduli apa pekerjaan dan aktivitasnya.
BalasHapussetuju
BalasHapus