Mengatasi Tantrum pada anak. . Seingat saya Kaina dulu nggak pernah tantrum. Dia baik-baik saja, sampai di 2018 ini berubah total. Menjadi sering marah, suka teriak, ngambek nggak jelas. Stress banget deh kalau saya diomelin dia. Saya terus berpikir dan diskusi sama paping, kenapa sih dia jadi kayak gitu. Nanya sama yang sudah memiliki anak perempuan lebih besar. Mungkin karena ada adiknya. Well, okay. Anak tantrum karena ada adiknya?
Alhamdulillah Kaina nggak pernah guling-gulingan di market. Dia selalu nurut karena memang sayang sama kami dan sayang sama dirinya. Setiap rules yang dibuat, disepakati. Pernah juga dia protes sama aturan yang kami buat tapi kami beri penjelasan yang sebenarnya, dia menerima.
Kalau lihat insta story Annisast waktu itu, yang cerita tentang tantrum dan ortu yang terbully, saya jleb banget. Sudah beri kasih sayang yang sama, antara adik dan kakak. Ini menurut saya. Di sisi lain, Kaina sering merasa disisihkan. Perasaan Kaina, mami tidak adil dan dia sering membandingkan perlakuan saya terhadap adiknya. Nah, dari sini saya yakin memang trigger Kaina rutin tantrum adalah adik.
Merasa tidak sama. Sebenarnya konsep adil dan tidak adil menjadi hikmah. Saya mencoba menjelaskan tentang adil...ya tapi masih saja suka iri sama adik. Kadang ya tiba-tiba dia merasa dinomorduakan padahal enggak sama sekali.
Bersabar. . Tapi
Sampai akhirnya saya akui kebablasan. Setiap apa yang diinginkan Kaina, saya coba penuhi. Saya menjadi takut dia marah dan kecewa. Sejujurnya hanya nggak ingin dia merasa tidak disayang, lalu akibatnya. . Selalu coba menuruti maunya Kaina. Dia menjadi sering tantrum.
Ketika Sering Berteriak. .
Terhitung sejak masuk TK, Kaina menjadi lebih posesif, lebih kritis. Sering meledak-ledak. Sampai di beberapa hari ini entah kenapa Kaina sudah agak enak diajak diskusinya. Meski nggak langsung damai tapi okelah berujung tentramin hati mamak. Alhamdulillah. Eh tapiii ilmu tantrum malah pindah ke adik. Kayaknya PR baru lagi mengatasi dan memahami perasaan tantrum adik. Hoaaa. .
Harus Tega
Ada saat tertentu saya nggak bisa tega sama kakak. Ada yang gitu juga nggak sih? Kenyataannya memang harus tega dan harus pegang kendali demi kebaikan bersama. Huhu. Beberapa kondisi saya lepas kendali. Tapi setelah evaluasi seharusnya boleh lebih tegas.
Komunikasi Yang Benar
Ketika merasakan energi si anak, kesalahan saya missed komunikasi. Ternyata saya nggak mengerti maunya si kakak. Contohnya kayak, saat saya mau sholat tapi Kaina malah minta mandi. Disitu rasanya mau murka. Tapi positive thinking, anak bukan berulah. Saya mencoba ngobrol baik-baik. Kenapa dia minta mandi saat saya mau sholat. Ternyataaa...Tujuan dia minta mandi supaya selesai mandi dia sholat bareng saya. Sesederhana itu. Tapi faktanya bisa muterrr-muterrr dulu karena saya sudah beranggapan yang enggak-enggak.
Harus Tega
Ada saat tertentu saya nggak bisa tega sama kakak. Ada yang gitu juga nggak sih? Kenyataannya memang harus tega dan harus pegang kendali demi kebaikan bersama. Huhu. Beberapa kondisi saya lepas kendali. Tapi setelah evaluasi seharusnya boleh lebih tegas.
Komunikasi Yang Benar
Ketika merasakan energi si anak, kesalahan saya missed komunikasi. Ternyata saya nggak mengerti maunya si kakak. Contohnya kayak, saat saya mau sholat tapi Kaina malah minta mandi. Disitu rasanya mau murka. Tapi positive thinking, anak bukan berulah. Saya mencoba ngobrol baik-baik. Kenapa dia minta mandi saat saya mau sholat. Ternyataaa...Tujuan dia minta mandi supaya selesai mandi dia sholat bareng saya. Sesederhana itu. Tapi faktanya bisa muterrr-muterrr dulu karena saya sudah beranggapan yang enggak-enggak.
Menambah Rasa Kasih Sayang
Lebih meluangkan waktu untuk kakak seperti ngobrol, ngajak main, bercanda, memeluk dan mencium. Saya merasakan perbedaannya sangat signifikan bila melakukan hal-hal tersebut. Kaina menjadi lembut dan penyayang.
Selain usaha lalu evaluasi, ada satu kekuatan yang nggak bisa dilupain yaitu kekuatan doa. Berkali-kali atau sekuat apapun itu, tanpa ridhoNya nggak akan bisa. Jadi yuk semangat!
Ada yang punya cerita serupa? Sharing di komen yaa. .
Semoga bermanfaat ^^
Lebih meluangkan waktu untuk kakak seperti ngobrol, ngajak main, bercanda, memeluk dan mencium. Saya merasakan perbedaannya sangat signifikan bila melakukan hal-hal tersebut. Kaina menjadi lembut dan penyayang.
Selain usaha lalu evaluasi, ada satu kekuatan yang nggak bisa dilupain yaitu kekuatan doa. Berkali-kali atau sekuat apapun itu, tanpa ridhoNya nggak akan bisa. Jadi yuk semangat!
Ada yang punya cerita serupa? Sharing di komen yaa. .
Semoga bermanfaat ^^
Ilmunya saya adopsi ya mbak, 😁
BalasHapusManggaa hehe
HapusHmm... raya sih blm pernah tantrum gegara dedek, mgkn krn umurnya lumayan jauh & waktu itu dia yg minta punya adek. Oh iya, plus skrg raya malah lbh manja sama abah krn abah yg manjain, ke aku sih ngga hahah :D
BalasHapusIya mbaa.. stres deh waktu itu. Huft mau lari ke pantaiiii haha
HapusFaraz sih Alhamdulillah so far gak tantrum, kadang aja sih jelous pengen dia juga yg didahulukan ritualnya sebelum tidur (minta dipeluk), tp gimana mau peluk dia klo Adek masih bangun? Jadilah minta pengertian dulu, Alhamdulillah masih maulah dia ngerti.
BalasHapusTantrumnya sih klo ada yg dipengenin tp gak boleh, atau dilarang.
Noted ini tipsnya Uci, who knows kan klo Kakak tiba2 jadi berulah tantrum juga nanti.. Hohohoh
Iyaa dii, Kaina haus kasih sayang yg kadang aku lupa. Anggap dia udah besar dan bisa padahal masi butuh banget
HapusBagus artikelnya bun. Saya jadi teringat anak tetangga yg terlalu "diberi segala", dia memang lebih sering tantrum, bahkan tetangga2 sampai tau. Mungkin karna mamahnya kurang tega, anaknya jadi merasa marah2 itu cara yg tepat supaya keinginannya dipenuhi semua.
BalasHapusanakku yang pertama 3,5 tahun
BalasHapusbaru aja punya adik, sebulan lalu lahir
selama ini belum pernah tantrum sih
semoga setelah punya adik, dia enggak sampe tantrum