Pengalaman Kena Bells Palsy dan Cara Mengobatinya ~ Nggak pernah nyangka bisa kena bells palsy. Sebelumnya saya juga nggak tahu ini penyakit seperti apa. Dokter obsgyn saya hanya bilang, "kamu kena bells palsy kayak ipar aku." Karena terdengar asing, pikiran langsung nggak jelas. Ditambah lagi Kaina yang anteng saja dalam perut padahal sudah hpl (hari perkiraan lahir).
Rencana induksi saat hpl bercampur dengan bell palsy yang saya terima. Jadi saya pernah cerita sedikit tentang bell palsy ini ya. Pagi itu di tanggal 25 Agustus saya sarapan roti yang bermerek Sari Roti #eh. Merasa ada yang aneh saat mengunyah, kenapa ini? mengunyah dengan geraham kanan tapi bibir ke arah kiri, kok kaya stroke (dalam hati). Yasudah saya lanjut makan dan beres-beres siapin mental untuk lahiran sore hari nya.
Jadi virus ini menyerang syaraf wajah, sekilas kaya stroke tapi jauh berbeda. Bisa disembuhkan dengan terapi. Sebenarnya penyakit ini nggak berpengaruh kepada kehamilan. Saya juga curiga struk karena habis makan makanan yang bikin kolestrol naik, di hari sebelumnya hehe. Ternyata bukan struk yang saya derita melainkan bells palsy tingkat 3, menurut dokter syaraf.
Sudah mau diinduksi, perasaan campur aduk. Lumayan stres dan Kaina pun detak jantungnya melemah. Karena itu, kami setuju untuk melakukan proses sc. Bahagia bercampur kesedihan sih. Bisa sembuh lagi nggak ya muka ini? Saya juga malu sama orang-orang yang jenguk. Tapi mau gimana lagi. .
Rasanya otot muka kalau tertawa dan bicara tuh lelah banget. Apalagi kalau ngaca, duh sedih. Semakin lama kayak makin miring. Sebelah mata nggak bisa ditutup rapat. Maaf nggak bisa diabadikan dalam foto. Bad story but happy ending :)
Gejala yang saya alami sebelum Bell's Palsy adalah:
1. Nyeri di belakang telinga
2. Mata tidak bisa tertutup rapat
Cara Mengobatinya
Terapi di Rumah Sakit
Selama kurang lebih 2 bulan saya melakukan terapi. 3 kali dalam seminggu bolak balik ke RS. Kadang saya bawa Kaina. Kadang terapi sendirian. Baru kelar operasi tapi harus balik lagi ke RS, rasanya capek banget. Cuma harus dilakuin, usaha saja lah dulu. Setelah itu pasrahkan. Saat terapi di RS, dengan sang terapis saya di massage wajah. Massage wajah di titik-titik tertentu. Sebelum di massage, kalau nggak salah di lakukan pemanasan dengan alat gitu. Saya lupa namanya >.<
Terapi di Rumah
Terapi lainnya saya lakukan di rumah setiap hari. Terapi untuk mengobati bells palsy seperti melakukan kompres air hangat pada wajah, berjemur matahari pagi, senam wajah, lalu rutin makan permen karet agar otot kembali.
Kurang lebih terapi 2 bulan, otot wajah perlahan menjadi normal. Ya benar-benar kembali normal dalam waktu 3 bulan. Amazing. Tentu juga dengan minum obat.
Alhamdulillah. .
Oh ya, ada juga yang kena bells palsy tapi nggak rutin terapi. Dan nggak sembuh, ya tetap miring. Pernah juga lihat ibu-ibu yang persis kayak saya dulu. Makanya saya bersyukur sekali sudah bisa balik normal, otot wajahnya.
Noted:
Perbedaannya dengan stroke ialah kalau stroke menyerang syaraf pusat sedangkan Bell's Palsy syaraf wajah, ibu hamil rentan penyakit ini, katanya jangan kipas atau terkena angin di satu sisi wajah. Pengobatan yang dilakukan adalah terapi, mengunyah permen karet, berlatih mengucap huruf vocal AIUEO, massage. Semangat terapi. . Lama masa pemulihan memang bergantung pada tingkat kerusakan saraf yang diderita.
Semoga bermanfaat yaaa. .
Saya sekarang juga lagi hamil mba jadi takut, sering olahraga mungkin bisa mencegahnya ya?
BalasHapusSehat slaluu yaa mbaa.. jgn kena angin aja mbaa
HapusBell's Palsy ini apa hanya menyerang ibu hamil saja?
BalasHapusSemua mba hanya bumil lebih rentan
HapusHarus rajin olahraga ya agar tidak terkena Bell's Palsy :))
BalasHapusDulu saya kira Bell's Palsy sama dengan stroke.
BalasHapusAlhamdulilah ya mba sekarang sudah sembuh :))
BalasHapusmakasih infonya, semoga sehat2 selalu
BalasHapusteman saya jg bergadang terus dan kesemprot ac/kipas angin jd kena bells palsy. tapi skrg sudah sembuh. terapi sendiri sama minum obat herbal.
BalasHapus