Rokok Harus Mahal Adalah PR Kita Bersama ~ Salah satu hal paling bikin malas adalah bertemu orang yang merokok di tempat umum. Apalagi kalau di area anak bermain seperti taman atau kolam renang. Duh rasanya geram banget. Apa tidak bisa dilakukan pada tempatnya? Ketika mendengar Rokok Harus Mahal, saya sih yes. Kalau perlu ya semahal mungkin, namanya juga usaha. Usaha supaya masyarakat miskin juga anak-anak tidak bisa semudah membalikkan telapak tangan untuk mendapatkan rokok. Why not?
Rokok Harus Mahal? Sebenarnya Apa Tujuannya?
Jadi kalau masyarakat miskin mengutamakan untuk beli rokok, sudah otomatis mereka nggak sehat dan produktifitasnya akan menurun karena sakit-sakitan. Pemerintah mengeluarkan jaminan kesehatan untuk itu? lebih miris lagi. Rokok Harus Mahal itu Capaian
SDGs dan Menyelamatkan JKN. Karena terkait tentu saja yang namanya kemiskinan
pasti kaitannya dengan SDG’s atau Sustainable Development Goals. Apa SDGs? Tujuan pembangunan berkelanjutan 2015-2030.
Pengendalian
tembakau tak hanya berperan untuk meningkatkan kesehatan. Pengendalian tembakau
dapat mendukung 17 poin dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Termasuk pada poin pertama, yaitu masalah
kemiskinan dalam bentuk apapun. Kelompok masyarakat berpendapatan rendah dapat
mengalokasikan uangnya untuk belanja kebutuhan primer yang lebih penting
dibanding membeli rokok. Menaikan harga
rokok sehingga tak lagi terjangkau oleh kelompok miskin diyakini akan
mengurangi prevalansi perokok di kelompok ini. Dan kelompok miskin dapat mengalokasikan uangnya ke
kebutuhan primer atau hal-hal yang penting lainnya dibandingkan membeli rokok,
kira-kira seperti itu harapannya.
Jadi kesimpulannya Rokok Harus Mahal itu untuk mensejahterakan masyarakat, termasuk salah satunya
adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan juga untuk bisa menghasilkan
sumber daya yang lebih baik.
Dukung Kampanye Rokok Harus Mahal!
Ketika mendengarkan siaran campaign Rokok Harus Mahal, terasa kobaran semangat masyarakat mendukung Rokok Harus Mahal. Minggu lalu bahasan tentang Rokok Harus Mahal ini ada di 100
radio jaringan KBR, di Jakarta dengan Power Radio 89,2 FM dan di Pekan
Baru bisa didengarkan di Green Radio. (Program radio Ruang Publik KBR) #RokokHarusMahal #Rokok50ribu
Narasumber saat siaran kampanye Rokok Harus Mahal diantaranya Dr Arum Atmawikarta, MPH, Manager
Pilar Pembangunan Sosial Sekretariat SDGs Bappenas, Tulus Abadi Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI), Mas Jalal dari Koalisi bersatu melawan kebohongan Industri
rokok.
Saya lumayan kaget ternyata bagi masyarakat miskin yang merokok, dan buat mereka rokok itu berhak jadi kebutuhan pokok setelah beras. Malah mungkin rokok lah yang utama. Ya Allah . . sedih
Harga Rokok Yang Murah Membuat Konsumsi Rokok Makin Tak Terkendali
Sedihnya, masyarakat miskin seharusnya memikirkan panganan yang baik bukan membeli rokok. Rokok yang semakin lama kelamaan dikonsumsi akan membuat penyakit. Kalau kata peribahasa, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Hmm makanya Rokok memang benar Harus Mahal.
Dengan
siklus kemiskinan atau bahkan siklus pemiskinan, karena berdasarkan data 7 tahun
terakhir sebetulnya kelompok miskin yang merokok itu proporsinya meningkat.
Kalau kita tahu data bahwa sekarang juara dunia pria merokok itu proporsinya
ada di Indonesia, karena pria Indonesia dewasa 67 persennya merokok. Nah dari
proporsi merokok itu sebetulnya sangat tinggi proporsi orang miskin di situ. Ujar Mas Jalal.
Kenapa sih masyarakat miskin merokok juga?
Kita tahu bahwa rokok dalam kandungannya kan ada
nikotin, nikotin ini kan adiksi. Siapapun yang sudah teradiksi itu, tidak kenal
kaya, tidak kenal miskin, sehingga dia akan kencanduan untuk itu. Ketika di
satu sisi ada adiksi dan ada aspek keterjangkauan bagi mereka itu yang kemudian
jadi klop. Oleh karena itu harus dibuat tidak bisa dijangkau.
Dari diskusi kampanye Rokok Harus Mahal, banyak para penelepon yang memberi banyak masukan. Kurang lebihnya ya, semua pihak harus andil dalam masalah Rokok ini. Ada salah satu penelpon yang menyuarakan pendapatnya, saya rasa pendapatnya jleb banget!
"Perdebatan
soal ini tuh susah, ada
kontrol dari pabriknya. Karena kalau sudah teradiksi sulit. Kalau anak-anak di
sekolah bagaimana mereka tidak mau merokok kalau mereka lihat gurunya juga
merokok. Ini tidak bisa dibiarkan."
Saya sangat sangat setuju. .
sudah mengisi petisi? saya sudah ^^ |
Seberapa Mahal Harga Rokok Seharusnya?
Info yang diutarakan pak Arum, harga
yang 50 ribu didapat dari survei FKM sebuah lembaga DKFM UI. Pertanyaan sederhana yaitu : akan berhenti merokok jika angka diterapkan sampai
berapa? Mayoritas menjawab berhenti merokok ketika harganya 50 ribu rupiah per
bungkus.
Dan sudah terbukti di banyak negara bahwa instrumen untuk bisa menekan prevalensi
merokok itu adalah dengan menaikkan harga tersebut. Ya pada saat ini ya 50, ya
termasuk yang akan kita kampanyekan, tapi kedepan akan kita tingkatkan lagi,
sehingga peluang untuk, terutama kelompok miskin untuk bisa mengakses rokok itu
yang ingin kita tekan terus. Karena terus terang yang paling menderita akibat
rokok itu pada kelompok yang miskin tersebut. Ujar pak Arum.
Rokok ilegal itu banyak, dan rokok dijual secara ketengan. Wah wah, cukup banyak PR kita bersama nih! Rokok Harus Mahal dengan memperhatikan pengendalian penjualannya. No ketengan!
Jadi Semua pihak harus bekerja sama agar rokok tidak mudah beredar.
Perihal ini bisa dimulai dari keluarga dan pendidikan. Mulai dari keluarga, alhamdulillah pak suami tidak merokok. Kalau pak suami ditanya "kenapa kamu tidak merokok?" Beliau jawab, "babeh aja nggak merokok!" Noted ya, anak-anak melihat dan mencontoh. PR buat para ayah ibu untuk tidak merokok. Supaya mereka nggak mencoba dan akhirnya kecanduan rokok. Sedikit cerita,bapak mertua saya memiliki 4 anak laki-laki dan semuanya nggak ada yang merokok. Pondasi yang kuat dari keluarga memang sangat perlu.
Well, temans juga bisa mengisi petisi RokokHarusMahal di link ini ya RokokHarusMahal. Mari sehatkan anak-anak, keluarga generasi bangsa tanpa rokok.
Artikel ini juga diikutkan dalam Serial Lomba Blogger #RokokHarusMahal Episode 4 yang diselenggarakan oleh KBR.id.
aku dari orok baru dilahirin sampe sekarang belum pernah ngerokok satu batangpun :')
BalasHapuswah bagus dong kak ^^ sehat selaluuu
Hapus