Bahagia di rumah itu karena bisa mengurus isi di dalamnya selama 24 jam penuh. Apalagi ketika memutuskan berhenti bekerja, perasaan saya sangat bahagia saat itu, lega karena bisa selalu dekat dengan putri tercinta, Kaina Almas. Dan saya ngga punya hati untuk meninggalkannya terlalu lama dan membebankan urusan anak ke eyang uti. Selama hampir 3 tahun ini saya menjadi ibu di rumah dengan meninggalkan dunia kantor, pasti ada suka dan duka tapi sangat terasa banyaknya suka yang saya alami. Bahagia di rumah bisa selalu saya rasakan karena ada kecintaan dan rasa ikhlas yang selalu saya coba belajar tanam di hati ini. Awalnya ada sedikit perasaan berbeda ya moms, itu pasti. Dunia kantor dengan salary yang menggiurkan pun saat itu bisa diraih. Beberapa kesempatan atau tawaran untuk kembali bekerja di kantor membayangi saya ketika beberapa bulan setelah resign. Tapi alhamdulillah saya bisa pindah ke rumah sendiri, meski berhenti bekerja.
Keluarga dan orang terdekat pun bertanya, kenapa ngga lanjut bekerja lagi, kan Kaina udah ngerti ditinggal, terus rumah eyang uti dekat plus ada mba yang bantu-bantu. Berbagai wejangan dan itulah pokoknya berdatangan dari berbagai pihak, seperti ini nih contohnya : Sayang lho, udah kuliah dan ada pengalaman bekerja di perbankan tapi ngga kepake. Nanti uang pendidikan, uang kuliah semakin mahal lho, anak-anak tambah gede dan butuh itu. Kerja buat bantuin suami dong, biar ngga minta suami dan jadi wanita mandiri karena kan kita ngga tau umur yaa. STOP...
saya menghargai sekali alasan ibu bekerja di kantor ^^, semua ibu itu bekerja, di kantor maupun di rumah.
Lanjut ke cerita bahagia di rumah yaa moms, karena asiknya bisa dekat dengan anak meski kerempongan tidak bisa dihindari. Saya merasa perlu banyak lagi belajar mendidik anak-anak. Dukungan dari eyang uti Kaina juga lah yang mengantar saya berada di rumah, beliau ngga pernah mojok-mojokin saya, ngga pernah memberi pandangan yang ngga enak mengenai ibu di rumah. Itu juga menjadi salah satu kebahagiaan saya di rumah. Saat ini saya tengah menggali kesukaan, kecintaan pada dunia anak, dunia menulis, masak, foto pake gadget :) jadi kalau mau bahagia di rumah, salah satunya temukan hal yang kita sukai ^^
Tentang dunia anak, saya butuh itu, karena anak-anak perlu dibekali ilmu, dan itu yang paling penting. Bahagia di rumah juga biasanya kalau anak tidur siang, padahal meski mengantuk juga tapi rasanya masih ingin oprek-oprek sesuatu, misalnya foto-foto, baca artikel, menulis, seperti yang saya sedang lakukan saat ini, untuk ikutan berbagi cerita bahagia di rumah versi saya dalam rangka Novaversary yaitu ulang tahun tabloid Nova yang ke-28. Ternyata usianya seumuran saya yaa. Selamat ya untuk Tabloid Nova.
Banyak yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu di rumah dan supaya bahagia tentunya, dengan memanfaatkan teknologi saat ini. Bisa browsing mengenai apa aja, parenting, masak, mempercantik rumah, gali hobi dan kreasikan. Bisa kita gali dari Tabloid Nova juga, jangan lupa setelah baca lalu praktek yaa. Jadi keinget Tabloid Nova punya eyang uti Kaina yang sering ada di rumah, ibu-ibu banget jaman dulu, saya suka bacain resepnya hehe, banyak rubrik mulai dari news, keluarga, kesehatan, mode & kecantikan, tips yang berguna buat keluarga dan masih banyak lagi, kebayang 28 tahun tabloid Nova udah penuh pengalaman kan menemani sahabat Nova, sekarang saya juga menjadi ibu tapi baca via tabloidnova.com.
Oh ya, saya pun mencoba untuk mencari kerjaan sampingan yang biasa kita kenal freelance melalui internet. Dan alhamdulillah ada aja, rezeki datang dari arah yang tak disangka-sangka. Pernah beberapa projek yang memang ilmunya itu bukan dari dunia perkuliahan saya, tapi berasal dari hobi, kesukaan, kecintaan. Semakin senang, bahagia di rumah, mensyukuri apa pun. Apalagi memiliki suami yang selalu mendukung hobi istrinya, selalu bisa dimintai tolong, tempat curahan hati juga tentang apapun. Keluhan tingkah ulahnya Kaina, dari hal kecil sampai besar. Bahagia di rumah, ngga lupa juga karena ada mba. Meski mba datang dan pergi alias pulang pergi, hanya 3x seminggu, saya merasa terbantu sekali. Bagi saya, bahagia di rumah harus dibuat sendiri, berawal dari lubuk hati, create your own happiness. Belum tentu bahagia di rumah versi mereka, berarti bahagia versi kita. Pada akhirnya, buat saya, mendidik anak sebaik-baiknya tetap alasan utama yang membuat saya bahagia di rumah. Tulisan ini diikutsertakan untuk blog competition #BahagiaDiRumah dalam rangka Novaversary ke 28.
WHAAA
BalasHapus*jadi buru buru pengen jadi ibu rumah tangga*
hihi
Setuju sama kata kata ini :
bahagia di rumah harus dibuat sendiri, berawal dari lubuk hati, create your own happiness.
Hayuk luk hihii. Kan udah ada calonnya kan :) undang2 yaa
Hapussemoga kita semua bisa jadi ibu yg baik buat anak2 ya mba :) sukses lombanya
BalasHapusAmin ya rabbi. Iyah mbaa :) makasih yah mba Kania
Hapusmbak ciy aku mau ikutan ini juga lhoo tapi masih natanata blog sih hehe semoga menang ya kita
BalasHapusHayuuuk atuuh. Hehee.. amin yaaa.uda rapih gitu blog kmu :)
Hapusmemang betul mbak, mendidik anak sebaik-baiknya tetap alasan utama yang membuat kita bahagia di rumah, salam blogger.
BalasHapusMakasih kang uda mampir :)
HapusIbu hebaaat, mencari kegiatan yang bikin bahagia :)))
BalasHapusSukses lombanya yaa
Mak neng,makasih uda didoain :D
Hapusya alhamdulillah bahagia bisa di rumah dekat dengan anak-anak ya :)
BalasHapusAlhamdulillah mba na :) makasih yah uda mampir mbaa
Hapussepakat mba uci, bahagia berawal dari lubuk hati, create your own happiness. jd kita yg harus ciptain sendiri kebahagiaan yg kita mau di rumah yaa
BalasHapusIyah mba ophi ^^ makasih yah udah mampir
HapusOke ^^ i'll be
BalasHapus